Kamis, 23 September 2010

Akhirnya, Misteri Tenggelamnya Kapal Titanic Terungkap

Penyebab tenggelamnya kapal Titanic yang terjadi pada 1912 silam ternyata akibat kesalahan kemudi. Kapal pesiar terbesar dan termegah pada saat itu harusnya bisa diselamatkan andaikata sang kapten tidak nekad terus berlayar.
Pada 10 April 1912 RMS Titanic bertolak dari Southampton, Inggris menuju New York, namun pada pelayaran hari keempat kapal yang dibanggakan tak akan bisa tenggelam itu menabrak gunung es dan tenggelam sebelum kapal penyelamat tiba. Sekitar 1.500 penumpang tenggelam bersama kapal megah itu.
Adalah Louise Patten, seorang penulis dan cucu dari Charles Lightoller, pejabat nomor dua terpenting di kapal Titanic saat itu, yang mengungkap kejadian sebenarnya. Ia mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi hampir 100 tahun yang lalu telah disembunyikan karena takut menodai reputasi kakeknya, yang juga seorang pahlawan perang.
Lightoller, adalah perwira paling senior yang selamat dari kejadian itu. Namun ia menutupi kesalahan saat penyelidikan tenggelamnya kapal. Karena ia khawatir jika kecelakaan disebabkan kesalahan manusia, maka sang pemilik kapal akan bangkrut dan rekan-rekannya pun keluar dari pekerjaan.
"Padahal mereka dengan mudah bisa menghindari gunung es jika bukan karena perintah yang blunder," kata Patten seperti dikutip Daily Telegraph. Tenggelamnya kapal Titanic yang relatif cepat itu terjadi karena pimpinan mereka memaksa kapten untuk terus berlayar usai menabrak gunung es. "Bukannya kemudi diarahkan ke sebelah kiri gunung es, pemegang kemudi, Robert Hitchins, panik dan belok ke arah yang salah."
Patten menulis perubahan dari kapal layar tradisional menjadi kapal uap berarti ada dua sistem kemudi yang berbeda. Sistem yang satu berarti memutar roda ke satu arah dan sistem lainnya memutar ke arah yang berlawanan.
Setelah mereka sadar telah keliru, Patten menambahkan, mereka hanya memiliki empat menit untuk mengubah arah dan waktu. Perwira Pertama William Murdoch menyadari sang juru mudi salah, kemudian mencoba memperbaiki itu namun terlambat.
Kakek Patten pun ikut dalam rapat terakhir perwira kapal Titanic sebelum kapal itu tenggelam. Di sanalah jelas semua kesalahan fatal yang telah terjadi. Namun yang memperparah kondsii adalah, J. Bruce Ismay, pemilik White Star Line membujuk kapten untuk terus berlayar.
Keputusan inilah yang membuat kapal tenggelam berjam-jam lebih cepat daripada seharusnya. "Padahal kalau Titanic diam saja, ia akan bertahan paling tidak sampai kapal penyelamat datang dan tidak ada yang perlu mati," ungkap Patten. Selama ini diketahui penyebab tenggelamnya kapal mewah itu akibat menabrak gunung es yang merobek lambung kapal yang membuat kapal rusak parah.

sumber

Sabtu, 04 September 2010

Razia di Yogya, Ditemukan Bakso Campur Daging Babi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta bersama Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta gencar melakukan razia daging sapi maupun daging ayam menjelang Lebaran tahun 2010 ini. Bahkan dalam razia yang dilakukan Jumat (27/8) lalu, tim gabungan Pemkot Yogyakarta menemukan dua pedagang bakso yang sengaja mencampurkan daging sapi dengan daging babi di produk baksonya tersebut.
Selain itu dalam razia tersebut juga banyak ditemukan daging yang tidak melalui pengecekan (her-keuring) terlebih dahulu sebelum dijual. Bagi pedagang bakso 'nakal' ini dikenai sanksi Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dan dipanggil Satreskrim Poltabes.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkoptan Kota Yogya, Sugeng Darmanto mengatakan, razia ini memeriksa 36 pedagang daging, 26 pedagang bakso dan empat Rumah Pemotongan Unggas( RPU).
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan dua pedagang bakso di kawasan Kemetiran dan Pasar Talok yang menjual bakso dengan cara mencampur daging sapi dengan babi. Alasan mereka mencampur dengan daging babi, selain pertimbangannya murah, rasanya juga lebih enak karena lebih terasa berlemak. ''Sebenarnya menjual bakso babi maupun bakso sapi dicampuri daging ayam ini tidak dilarang, asalkan ada tulisannya jelas sehingga konsumen benar-benar mengetahuinya," terang Sugeng kepada wartawan, Kamis (2/9).
Pantauan lain juga dilakukan di pasar seperti Beringharjo, Terban, Kranggan, Demangan, Sentul dan Prawirotaman. Hasil pantauan ditemukan tujuh pedagang tidak melakukan her-keuring terlebih dahulu sebelum daging dijual ke konsumen. Pantauan dilakukan dari 87 pedagang dan tujuh penggilingan bakso. "Mereka yang tidak her-keuring tidak dapat menunjukkan surat bukti dan pada daging yang baru dipotong tidak ada stempel bukti her-keuring," jelas Sugeng.
Terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Operasi (Kabid Dalop) Dinas Ketertiban (Dintib) Kota Yogya, Nurwidi Hartana menyatakan, dari hasil pemantauan mulai dinihari pukul 01.00 hingga 04.00 WIB, semua daging yang diperjualbelikan dinyatakan layak jual. Meski demikian masih ada pelanggaran administrasi dari para pedagang dengan tidak melakukan her-keuring. Padahal sesuai aturan Peraturan Daerah (Perda) 21 Tahun 2009 tentang pemotongan hewan disebutkan keharusan melakukan her-keuring sebelum daging dijual.